Awasi Makananmu Selamat Hidupmu

 Awasi Makananmu Selamat Hidupmu 

Oleh : Muhammad Syafii Kudo*

Masih ingatkah anda dengan presiden Amerika Serikat Barack Obama yang pernah mengucapkan kalimat, “Sate, sate!” saat mengunjungi Jakarta beberapa tahun lalu. Presiden berjuluk “Anak Menteng” itu juga sempat menyebutkan nasi goreng dalam pidatonya ketika ditanya kenangannya selama hidup di Indonesia saat kecil. Lantas apa pesan yang bisa diambil dari sekelumit kecil pidato Presiden kulit hitam pertama Paman Sam itu? Menurut penulis, pidato itu punya makna bahwa Indonesia itu terkenal akan makanannya. Lihat bagaimana kenangan paling berkesan bagi Obama tentang Indonesia yang masih bisa diingat adalah makanannya yang khas.

Apa yang dialami oleh Obama juga dirasakan oleh mayoritas orang asing yang pernah ke Indonesia dan bahkan mungkin oleh orang Indonesia sendiri yang berdiaspora ke luar negeri. Jika ditanyakan kepada mereka apa yang paling dirindukan dari Indonesia? Pasti makanan masuk daftar utama dalam jawaban mereka.

Indonesia adalah negara yang punya beragam suku bangsa dengan ciri khas budaya masing-masing, termasuk dalam hal makanan khas daerah. Beragam sajian khas daerah itu kini banyak yang naik kelas menjadi makanan berkelas nasional bahkan dunia. Hal ini dibuktikan dengan dinobatkannya rendang dari Sumatera Barat sebagai makanan terlezat nomor satu di dunia.

Jadi tidak heran jika negeri ini dijuluki sebagai surga kuliner oleh para pelancong baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Fakta ini akhirnya menjadi pertimbangan para pengusaha makanan dan minuman lokal maupun asing untuk berlomba mengedarkan produk mereka di seluruh penjuru tanah air. Lihat bagaimana ratusan franchise baru baik asing maupun lokal kian bermunculan untuk bersaing demi memuaskan lidah masyarakat Indonesia. Ada sisi positif berupa dampak ekonomi namun tidak sedikit sisi negatif yang juga muncul terutama dari segi kesehatan dan kehalalannya.

Sebagai bangsa Muslim terbesar di dunia, tentu masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari perkara halal-haram yang menjadi pembeda khas ajaran Islam dengan kepercayaan lainnya. Menjamurnya berbagai produk makanan dan minuman saat ini harus dikontrol ketat sebagai bentuk antisipasi dari sisi kesehatan dan agama.

Setelah viral produk es krim asal China yang belum keluar sertifikat halalnya, kini ada berita yang patut menjadi kewaspadaan bersama, yaitu perkara makanan tidak sehat yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang ramai diberitakan, Rektor Universitas IPB, Prof. Dr. Arif Satria mengatakan masifnya penggunaan pestisida dan pupuk-pupuk kimia merupakan salah satu penyebab tercemarnya bahan pangan yang ada di Indonesia, yang dicurigai melahirkan generasi melambai. Karenanya ia mengajak semua pihak serius memperhatikan keamanan pangan (Food Safe).

“Sayur-sayuran yang masih terkena residu pestisida itu akan berdampak pada meningkatnya hormon feminin kita. Jadi kalau sering di TV-TV kita melihat laki-laki gemulai, ya istilahnya laki-laki melambai itu secara saintifik, bisa dijelaskan, salah satu faktornya adalah karena faktor konsumsi residu pestisida,” kata Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Launching Program Matching Fund Patriot Pangan Kampus Merdeka di UGM, Senin (14/11/2022). “Jadi kalau banyak penyanyi-penyanyi, artis gemulai-gemulai itu, saya curiga itu karena banyak makan tidak bersih,” tambahnya. 

Menurutnya, mengkonsumsi sayuran dan buah yang tidak bersih akibat efek residu bisa mempengaruhi perubahan hormonal. “Karena itu ini penting bagi kita untuk mengurangi generasi melambai itu dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat, “ demikian penjelasannya yang ditayangkan di kanal YouTube Universitas Gajah Mada. (Awas Generasi Gemulai)

Perihal perubahan hormonal akibat konsumsi makanan yang tidak sehat juga pernah dikemukakan oleh Dokter Suyuti, Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada tahun 2009 lalu. Beliau membeberkan satu data menarik yang  menjelaskan pengaruh makanan cepat saji yang banyak didominasi menu berbahan ayam, terutama bagian paha dan sayap ayam. 

Disebutkan bahwa lelaki yang menyukai paha dan sayap ayam olahan semacam Fast Food, akan berkecenderungan memiliki sifat yang lebih feminin. Hal ini dikarenakan dua bagian tubuh ayam potong tersebut mengandung tumpukan hormon kewanitaan (INSULIN X) yang disuntikkan ke tubuh ayam melalui paha dan sayap ayam olahan tersebut semasa hidupnya untuk memacu pertumbuhan si ayam. Dan jika dikonsumsi, hormon itu akan ikut menumpuk di dalam tubuh manusia. Dan lama kelamaan kelebihan hormon INSULIN X ini akan mengakibatkan si lelaki pengkonsumsi tersebut berubah karakter menjadi feminin seperti wanita alias kebanci-bancian. 

Menurut Dokter Suyuti, warga Amerika, Inggris, dan Australia sudah paham betul akan hal ini, sehingga banyak lelaki di negara tersebut yang menolak mengkonsumsi dua bagian tubuh ayam olahan cepat saji tersebut. Dan menurut beberapa informasi, negara – negara maju yang banyak memproduksi ayam potong hasil suntikan tersebut cenderung mengekspor bagian paha dan sayap ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kasus perubahan karakter seperti ini semakin jelas terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta. Banyak kita lihat pria berperangai seperti wanita dan juga tidak sedikit dijumpai pria ganteng plus macho namun memiliki kecenderungan mencintai sesama jenis alias gay seperti kaum Sodom La’natullah. Konon mereka berasal dari keluarga berada yang sedari kecil sering diajak makan ke restoran-restoran siap saji, khususnya yang menawarkan daging ayam potong dalam aneka rasa dan olahan. Masih menurut Dokter Suyuti, mengkonsumsi daging ayam potong cepat saji sebenarnya sah-sah saja, namun dengan catatan harus dalam porsi yang pas dan tidak terlalu sering. (Jawa Pos, 11 Januari 2009).

Pemaparan dua akademisi yang concern pada bidang kesehatan itu adalah sebuah alarm bahaya yang tidak boleh disepelekan. Ingat bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam melaknat lelaki yang bersifat kebanci-bancian. Di dalam hadis riwayat dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata,

لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُخَنَّثِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ مِنْ النِّسَاءِ وَقَالَ أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang kebanci-bancian dan para wanita yang kelaki-lakian”. Dan Nabi juga bersabda: “keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian!” (HR. Bukhari no. 5886).

Maka cara untuk menghindari laknat dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam itu adalah dengan mengawasi dan melarang segala kegiatan LGBTQ dan yang mengarah ke arah sana (Generasi Melambai). Dan sebagai salah satu tindakan pencegahan, caranya adalah dengan menjaga diri dari mengkonsumsi makanan haram maupun syubhat sedari usia dini. Sebab dari sinilah pintu masuk itu bermula. Tidak mudah memang mengingat kepungan iklan dan gerai makanan kian masif menyerbu masyarakat saat ini. Apalagi nafsu dasar manusia (nafsu hayawaniyah) pasti cenderung melakukan perlawanan jika dikekang. Dan para musuh Islam tahu betul akan hal ini sehingga tidak heran mereka memasukkan makanan (food) dalam salah satu instrumen perusak keimanan. 

Menurut Suzan Lesmana, seorang anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di era 4.0 ini, godaan anak-anak muda lebih berat sebab upaya untuk menghegemoni pikiran mereka kini dikemas lebih halus. Caranya dengan menyerang dari sisi budaya atau “Culture Strike” yang nantinya berimplikasi pada degradasi akhlak kaum muda. Apa saja Culture Strike itu? Yaitu 3 F: Fashion, Food dan Fun. (3F Perusak Pikiran).

Lihat hari ini, begitu banyak anak muda yang sangat hafal dan gandrung dengan makanan ala Korea yang merupakan konsekuensi logis dari kian gilanya para pemuda-pemudi kita kepada K-Pop. Korean wave yang melanda hampir seluruh dunia adalah sebuah kampanye samar dalam upaya hegemonisasi budaya. Jika dahulu negeri-negeri Muslim hanya diserang oleh makanan-minuman dari Barat, kini Timur Jauh pun (Korea) juga melakukannya. Di sini kolaborasi 3F (Film, Fashion, Food) nyata terbukti berhasil melumpuhkan generasi muda saat ini. 

Baik Barat (American Life) maupun Korean Wave pola serbunya sama. Yakni menyebarkan propaganda budaya lewat Film, akhirnya style Fashion dan makanan (food) ala Amerika ataupun Korea tersebarkan. Inilah cara kerja 3F (Film, Fashion, Food). Sehingga tidak heran kini mudah kita dapati di negeri kita muda-mudi berwajah lokal namun gaya hidup (fashion, makanan, dan film) keseharian mereka berkiblat kepada Korea maupun Amerika. Sebab mereka sudah sejenis dengan para idola mereka tersebut. Ini seperti pepatah bijak yang berbunyi “Man Jalis Janis “ yaitu siapa yang suka duduk (nimbrung) dengan suatu (komunitas) maka dia akan sejenis (satu barisan) dengan mereka.

Setelah menyimak berbagai fakta mengenai makanan dan “sisi lain” di baliknya dalam penjabaran tersebut, umat Islam harus sadar bahwa efek makanan tidak hanya menyangkut kesehatan fisik dan mental belaka namun lebih dari itu Islam juga memandang makanan sebagai perkara penting dalam agama. Di dalam Islam, syarat diterimanya doa dikaitkan kuat dengan “kebersihan” makanan yang dikonsumsi si pendoa. Ada sebuah riwayat masyhur dalam hadis Nabi dimana Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,

 ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .  

“Kemudian beliau (Rasulullah) menyebutkan ada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berseru ‘Ya Rabbi ya Rabbi (Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku’), padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan” (HR Muslim). 

Jika kita renungkan hadis di atas terlihat betapa lelaki yang diceritakan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam itu sebenarnya sudah sangat memenuhi empat kriteria dikabulkannya doa, yaitu orang yang dalam perjalanan jauh, baju yang kusut dan kondisi yang lelah, menengadahkan kedua tangan ke langit, dan kesungguhan berharap kepada Allah dengan mengucapkan Ya Rabb berulang kali. Namun ternyata hal itu belum cukup untuk menjadikan doanya dikabulkan. Maka, hadits ini memberikan isyarat yang sangat jelas bahwa ada hal-hal yang bisa menghalangi terkabulnya doa yaitu mengonsumsi sesuatu yang haram berupa makanan, minuman, atau bahkan pakaian. 

Hal ini senada dengan yang diperintahkan Allah kepada orang-orang yang beriman agar mengonsumsi yang halal. 

  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ   

“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah: 172). 

Berkaitan dengan hal tersebut, ada juga salah satu riwayat bahwa Sa’ad bin Abi Waqash Radiyallahu Anhu pernah meminta kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, “Wahai Rasulullah, mohonkan kepada Allah agar doaku mustajab (dikabulkan).” Rasulullah lalu berkata:

 يَا سَعد، أَطِبْ مَطعَمَكَ، تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّ عوَة   

“Wahai Sa’ad, perbaiki makananmu (pilihlah yang halal), niscaya doamu mustajab (dikabulkan).”

Walhasil dari sini kita harus mulai melek bahwa makanan dan minuman yang kita masukkan ke dalam diri kita sangat punya dampak besar di dunia dan akhirat. Jadi jangan anggap sepele perkara isi perut ini. Perhatikan kehalalannya baik dari segi bahan makanan dan cara memperoleh makanan tersebut. Tinggalkan pula yang syubhat karena kata Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam siapa yang mendekati syubhat maka ia akan jatuh ke perkara yang haram. " Siapa saja yang makan makanan haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau ataupun tidak mau,” demikian Imam Al Ghazali berujar dalam Ihya’ Ulumuddin. Wallahu A’lam Bis Showab. 

*Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan 

Dimuat Di : 

BACA JUGA

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama