Bahaya Cinta Dunia

 Cinta Dunia; Bahaya dan Cara Menyikapinya

Oleh : Muhammad Syafii Kudo*

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan Bupati Kabupaten Indragiri, Raja Thamsir Rahman (RTR) dan bos PT Duta Palma Group, Surya Darmadi (SD) alias Apeng sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam kegiatan pelaksanaan yang dilakukan PT Duta Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.

Jaksa Agung St Burhanuddin mengatakan, kerugian keuangan dan perekonomian negara dalam kasus ini mencapai Rp 78 triliun. Dugaan kerugian negara ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah kasus korupsi di Indonesia. 

"Menimbulkan kerugian keuangan negara dan perekonomian negara berdasarkan hasil perhitungan ahli dengan estimasi kerugian sebesar Rp 78 triliun," kata Jaksa Agung ST Burhanuddin, Senin (1/8/2022). Demikian seperti dilansir Okezone.com (01/08/2022).

Kasus korupsi yang diklaim terbesar dalam sejarah Indonesia itu belum tentu merupakan benar-benar yang terbesar. Sebab hingga saat ini masih banyak kasus mega korupsi di negeri ini yang masih belum tuntas dibongkar. Apalagi ditambah dengan kasus-kasus korupsi yang diduga disembunyikan alias diamankan oleh oknum penegak hukum di negeri ini karena melibatkan orang-orang besar di sekitar kekuasaan. Ingat Harun Masiku juga masih  berkeliaran dan banyak juga koruptor kelas kakap yang masih aman bersembunyi di Singapura misalnya.

Kemudian  ada pula kasus korupsi yang mencoreng dunia pendidikan di negeri ini. Bagaimana seorang Rektor Universitas Besar terseret kasus korupsi jual beli bangku di kampusnya. Seperti ramai diberitakan bahwa pada 19 Agustus 2022, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan Rektor Unila (Universitas Lampung) Prof Karomani. Dari OTT tersebut, KPK menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 414,5 juta, slip setoran deposito bank sejumlah Rp 800 juta, kotak deposit berisi emas senilai Rp 1,4 miliar, dan tabungan sebanyak Rp 1,8 miliar.

Pasca penangkapan, Karomani menjalani pemeriksaan di Gedung KPK pada hari Minggu, 21 Agustus 2022 karena diduga terlibat kasus tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji terkait penerimaan calon mahasiswa baru alias dugaan jual beli bangku di Unila.

Bahkan, dalam penahanan tersebut, Karomani tidak sendirian. KPK juga menetapkan dan menahan tiga tersangka lain yaitu Wakil Rektor I Bidang Akademik Heryandi, Ketua Senat Muhammad Basri, dan pihak swasta Andi Desfiandi sebagai penyuap. (Dilansir Tempo.co pada  Selasa, 30 Agustus 2022 14:01 WIB)

Ada pula kasus yang tidak kalah menarik yakni mengenai dugaan adanya lingkaran Mafia di dalam institusi penegak hukum negeri ini yang mencuat setelah kasus Sambo viral ke publik. Selain kasus pembunuhan berencana kepada ajudannya, yang tidak kalah menarik adalah dugaan adanya koneksi berbagai website  judi online ke markas Sambo CS. Apalagi  kini publik juga menyoroti harta kekayaan Sambo mulai dari beberapa mobil super mahal dan beberapa rumah mewah yang dinilai tidak sesuai jika dikalkulasi dengan pendapatan anggota polisi sekelas jenderal bintang dua. 

Dari berbagai kasus yang berkutat kepada duit di atas, sebenarnya ada benang merah yang bisa diambil pelajarannya yakni bahaya cinta dunia itu nyata adanya. Ia merusak pelakunya beserta orang lain yang hak-haknya terampas oleh para manusia serakah pengidap penyakit cinta dunia tersebut.

Ingat sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam,

حب الدنيا رأس كل خطيئة

"Cinta dunia adalah biang keladi dari semua kesalahan" (HR. Baihaqi, status hadits mursal dari Hasan Bashri, isnadnya hasan).

Bahkan Sayyidina Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu pernah berujar dalam khotbahnya, “Dunia ini ibarat ladang tempat makan orang baik dan orang jahat."

Jika melihat berbagai ayat Al Qur’an serta hadis Nabi, mayoritas “orang tidak baik” lah yang mendominasi kehidupan di dunia ini. Karena hampir tidak ada yang tidak “menoleh’ kepada dunia kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah.

Imam Ghozali menyebutkan di dalam Ihya’ Ulumuddin bahwa ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang keburukan dunia sangat banyak sekali. Dan kebanyakan ayat-ayat Al Qur'an memuat mengenai keburukan (fitnah) dunia dan anjuran untuk memalingkan makhluk dari dunia serta mengajak kepada akhirat.

Zaid bin Arqom pernah bersama Sayyidina Abubakar Asshidiq Radiyallahu Anhu, saat itu beliau meminta minuman lalu diberikan kepadanya air dan madu. Maka ketika beliau telah kenyang dari minuman itu beliau menangis hingga sahabat-sahabatnya juga ikut menangis. Lalu para sahabatnya itu diam dari tangisnya dan tidak demikian dengan Abubakar, beliau menangis lagi dan para sahabatnya menyangka bahwa Abubakar ada masalah yang mereka tidak mampu membantunya. Lalu Abubakar mengusap kedua matanya dan para sahabatnya bertanya, “Wahai Khalifah penerus Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam apa yang membuat engkau menangis?”, Abubakar menjawab, “Aku pernah  bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam dan aku melihat beliau menolak sesuatu dari dirinya padahal aku tidak melihat seorangpun bersamanya. Maka aku bertanya kepada beliau apa yang engkau tolak tadi? Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, 

هذه الدنيا مثلت لي فقلت لها إليك عني ثم رجعت فقالت إنك افلت مني لم يفلت مني من بعدك

“Inilah dunia menampakkan diri kepadaku dan aku berkata kepadanya pergilah dariku kemudian dia kembali dan berkata sesungguhnya engkau (Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam) bisa lepas dariku namun tidak akan ada yang bisa lepas dariku sepeninggalmu.” (HR. Bazzar, Hakim, Baihaqi).

Lihat bagaimana angkuhnya dunia yang memproklamirkan diri di depan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bahwa tidak ada yang bisa lepas dari cengkeramannya (dunia) sepeninggal Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam kelak.

Hujjatul Islam Imam Al Ghazali menukil sebuah hadis di dalam kitab Ihya’ Ulumiddin dalam bab fitnah (kejelekan) dunia yang berbunyi, 

ان الله جل ثناؤه لم يخلق خلقا ابغض اليه من الدنيا وانه منذ خلقها لم ينظر اليها

“Sesungguhnya Allah tidak menciptakan makhluk yang lebih dibenci daripada dunia. Dan sesungguhnya Allah tidak pernah melihat kepada dunia sejak Dia menciptakannya.” (HR. Ibnu Abi Dunya dan Baihaqi).

Lantas setelah melihat berbagai celaan kepada dunia yang banyak tersebar di Al Qur’an dan Hadis Nabi tersebut, apakah itu artinya kita dilarang untuk ‘menikmati' dunia? Tentu bukan demikian maksudnya. 

Syekh Abdul Wahhab As Sya’roni di dalam kitabnya mengatakan hendaknya kita meniru akhlak para Salaf Saleh dalam menyikapi dunia. Disebutkan oleh Imam Sya’roni bagaimana Salaf Saleh menyikapi dunia,

النظر إلى الدنيا بعين الاعتبار لا بعين المحبة لها وشهواتها، كما قد درج عليه جمهور السلف الصالح رضي الله عنهم

“Melihat kepada dunia dengan pandangan pertimbangan (untuk diambil pelajaran) bukan dengan pandangan cinta dan berkeinginan kepada dunia. Seperti yang dilakukan oleh mayoritas Salaf Soleh Radiyallahu Anhum.” (Syekh Abdul Wahhab As Sya’roni, Kitab Tanbihul Mughtarin hal. 65, cet. Darul Kutub Islamiyyah Jakarta).

Hatim Al A’shom pernah ditanya oleh seseorang perihal kriteria manusia yang bisa menjadi Ahlul I’tibar

وقيل لحاتم الأصم : متى يكون أحدنا من أهل الاعتبار فى الدنيا ؟

فقال : إذا رأى كل شيء فى الدنيا عاقبته إلى الخراب وصاحبه يذهب إلى التراب

Ditanyakan kepada Hatim Al A’shom, “Kapan kita dianggap termasuk daripada orang yang bisa mengambil pelajaran di dunia? Hatim menjawab, “Tatkala sudah bisa melihat setiap sesuatu di dunia ini akibatnya adalah kehancuran dan pemilik (harta) dunia akan mati menjadi tanah.”

Maknanya adalah semua yang berkaitan dengan dunia akan musnah belaka, ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al Qur’an,

كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al Qashash : 88)

Walhasil orang beriman telah diingatkan berkali-kali di dalam Al Qur’an bahwa  dunia adalah kesenangan yang menipu (QS. Al Hadid : 20) maka mewaspadai tipuannya adalah sebuah keniscayaan. 

Imam Ghazali di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menukil wasiat dari Ruhullah Nabi Isa Alaihis Salam yang berbunyi,

وقال عيسى عليه السلام : لا تتخذوا الدنيا ربا فتتخذكم عبيدا

“Jangan kalian menjadikan dunia sebagai Tuhan, maka dunia akan menjadikan kalian sebagai hamba.”

Barangsiapa yang menjadi hamba dunia maka dunia akan menghancurkannya sehancur-hancurnya baik secara cepat atau lambat. Dan itu yang kini sedang terjadi di belahan dunia manapun di akhir zaman ini. Lihat bagaimana para koruptor dan penguasa zalim. Kehancuran hidup mereka pasti akan datang, dan jika masih bisa lepas di dunia, ingat pengadilan akhirat sudah menanti.

Sebagai penutup, penulis ingin mengutip wasiat dari Nabi Isa ibnu Maryam Alaihis Salam yang bisa menjadi pegangan bagi orang beriman dalam menyikapi dunia. Beliau berkata,

وقال عيسى عليه السلام : لا يستقيم حب الدنيا والآخرة في مؤمن كما لا يستقيم الماء والنار في إناء واحد

“Tidak (mungkin) tegak (akur) cinta dunia dan akhirat pada diri seorang mukmin seperti tidak akan bisa akur air dan api di dalam satu wadah.” Wallahu A’lam Bis Showab 


*Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan 

Dimuat Di : 

BACA JUGA

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama