Jalan Rakyat Indonesia Menuju Surga

 Jalan Rakyat Indonesia Menuju Surga

Oleh : Muhammad Syafii Kudo*

Heaven's Way


Sebuah kabar mengejutkan datang dari Badan amal Charities Aid Foundation (CAF). Mereka menobatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia berdasarkan World Giving Index yang dikeluarkan pada Senin 14 Juni 2021.

Indonesia berada di peringkat pertama dalam daftar negara dermawan dengan skor indeks keseluruhan 69 persen. Skor ini naik dari 59 persen pada indeks tahunan terakhir yang dikeluarkan tahun 2018.

Menurut laporan World Giving Index (WGI), Indonesia menempati peringkat teratas dalam partisipasi memberikan sumbangan uang dengan persentase orang yang menyumbangkan uang sampai 83 persen dan menempati posisi tertinggi dalam partisipasi pada kegiatan kesukarelawanan (60 persen).

Kedermawanan rakyat Indonesia ini sebuah hal yang membanggakan, terutama di tengah pandemi dan krisis ekonomi saat ini. Pandemi global alih-alih menghalangi masyarakat Indonesia untuk tetap berbagi malahan justru meningkatkan semangat mereka untuk membantu sesama.

Direktur Filantropi Indonesia Hamid Abidin mengemukakan bahwa keberhasilan Indonesia untuk mempertahankan posisinya sebagai bangsa yang pemurah didukung oleh beberapa faktor, termasuk kuatnya pengaruh ajaran agama dan tradisi lokal yang berkaitan dengan kegiatan berderma dan menolong sesama di Indonesia.

Hal ini terbukti dari temuan WIG yang menunjukkan bahwa donasi berbasis keagamaan (khususnya zakat, infak, dan sedekah) menjadi penggerak utama kegiatan filantropi di Indonesia di masa pandemi. (nasional.tempo.co/amp/1472648/indonesia-dinobatkan-sebagai-negara-paling-dermawan-di-dunia-versi-caf).

Sebagai bangsa Muslim terbesar tentu faktor Islam sangat berpengaruh secara dominan pada tindak-tanduk rakyat negeri ini. Tanpa mengesampingkan peran umat agama lain di negeri ini dimana agamanya juga memiliki ajaran berderma, Islam jelas terdepan dalam masalah berbagi.

Ada sebuah riwayat hadis yang berbunyi,

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَرَّاقُ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ النَّارِ وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ بَعِيدٌ مِنْ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنْ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنْ النَّارِ وَلَجَاهِلٌ سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ عَالِمٍ بَخِيلٍ

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil (pelit) itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai dari pada seorang alim yang bakhil." (HR Tirmidzi).

Hadis tersebut menyiratkan pesan bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam bahwa mereka memiliki peluang besar untuk semakin dekat kepada Allah, dengan surga dan pada sesamanya serta menjauhi neraka lewat jalan kedermawanan.

Bahkan jika ditilik dari sejarah panjang bangsa ini, kedermawanan nampaknya memang merupakan watak asli bangsa ini. Hampir tidak pernah tidak kita dapati donasi dalam bentuk apapun yang tidak ada di negeri ini. Baik itu untuk sesama anak negeri maupun rakyat negeri lain, utamanya sesama Muslim yang ditindas di negara-negara lain.

Bahkan belakangan ada fenomena unik di negeri ini yakni adanya gerakan berderma untuk tokoh-tokoh politik yang hendak mencalonkan diri di pemerintahan lewat koin dukungan dan sejenisnya yang digalang para relawan mereka. Meskipun tak jarang setelah tokoh-tokoh itu sukses menjabat, kedermawanan para pendukungnya tadi tidak diingat sama sekali. Baik itu kedermawanan berupa sumbangan uang, tenaga, dan suara.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa memang benar ada kedermawanan para relawan tersebut yang akhirnya “ dibalas dengan baik” lewat program bagi-bagi jabatan entah itu jabatan Komisaris, Dirut, Menteri, atau setidaknya dijadikan pendengung bayaran. Namun persentase itu sangatlah kecil jika dibandingkan dengan kekecewaan mayoritas rakyat yang kedermawanan suaranya saat pemilu dibalas lewat berbagai kebijakan jahat yang kian menyengsarakan. Namun terlepas dari itu semua, satu fakta yang tidak terbantahkan adalah kedermawanan rakyat Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah Radhiyallahu Anha,

السخاء شجرة من شجر الجنة أغصانها متدلية إلى الارض ، فمن أخذ منها غصناً قاده ذلك الغصن إلى الجنة . والشح شجرة في النار فمن كان شحيحاً أخذ بغصن من أغصانها فلم يتركـه ذلـك الغصـن حتـى يدخلـه النـار

"Kedermawanan itu pohon dari pepohonan surga yang dahannya menjulur ke dunia. Siapa berpegang padanya, akan ditarik ke surga. Kekikiran seumpama pohon (yang akarnya) di neraka , dahannya menggantung ke dunia. Siapa berpegang padanya akan ditarik ke neraka." (HR. Ibnu Hibban ).

Mengenai kedermawanan, ada sebuah pernyataan menarik dari Sayyidina Jakfar As Shadiq.

: يقول الإمام جعفر

السخاء : هو من أخلاق الأنبياء ، وهو عماد الدين ، ولا يكون مؤمناً إلا سخى ، ولا يكون سخياً إلا ذا يقين وهمة عالية ، لأن السخاء شعاع نور اليقين . من عرف هان عليه ما بذل

Imam Jakfar As Shadiq berkata, "Kedermawanan adalah akhlak para Nabi dan tiang agama. Dan tidaklah orang itu beriman melainkan (punya sifat) dermawan. Dan tidaklah ada sifat dermawan itu melainkan bagi yang punya keyakinan dan semangat (cita-cita) yang tinggi. Karena sesungguhnya kedermawanan merupakan pancaran cahaya keyakinan. Orang yang mengetahui kebaikan yang dituju maka akan ringan setiap yang ia korbankan." (Alamul Fikri Imam Jakfar Shodiq halaman 235 ).

Bahkan dikatakan bahwa para kekasih Allah itu pasti dermawan. Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ما جبل الله تعالى ولياً له إلا على حسن الخلق والسخاء

"Tidaklah Allah menciptakan wali (kekasih) Nya melainkan berakhlak baik dan dermawan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Menilik data dan beberapa hadis Nabi di atas, kita sebagai bangsa Indonesia harusnya makin tersemangati untuk melestarikan sifat kedermawanan tersebut. Sebab bisa jadi dari jalan kedermawanan inilah rakyat negeri ini semakin cepat ditolong oleh Allah dari pandemi yang makin tidak jelas ujungnya ini.

Sebab lewat jalan kedermawanan ini kita bisa lebih dekat dengan Allah dan barangsiapa sudah mendekat dengan Allah maka niscaya Allah tidak akan mentelantarkannya. Maka mari perbanyak kedermawanan kita lewat jalan Zakat, infak, dan sedekah dan kegiatan derma lainnya.

Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR. Thabrani).

Dalam riwayat al-Tirmidzi dan lainnya, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Sesungguhnya sedekah benar-benar memadamkan kemurkaan Allah dan menghindarkan dari kematian yang buruk” (Hasan Li-Ghairihi).

Dalam kitab Al-Waabilus Shayyib halaman 49, Ibnul Qayyim Al Jauzi menyampaikan, “Sedekah memiliki pengaruh yang ajaib dalam mencegah berbagai bala’, walaupun sedekah dari seorang fajir (ahli maksiat) atau zalim bahkan dari orang kafir. Karena Allah mencegah dengan sedekah berbagai bala’. Hal ini telah diketahui oleh manusia baik yang awam ataupun tidak. Penduduk bumi mengakui hal ini karena mereka telah membuktikannya”.

Walhasil mari perbanyak berderma dan menjadikan kedermawanan itu sebagai wasilah bagi bangsa ini untuk lekas lepas dari pandemi global ini. Wallahu A’lam Bis Showab.

*Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan

Dimuat Di : https://www.hidayatullah.com/artikel/mimbar/read/2021/07/05/211379/sedekah-jalan-rakyat-indonesia-menuju-surga.html

BACA JUGA

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama