Tenggelam Bersama Allah

Tenggelam Bersama Allah

Oleh : Ubed Ahmad

Dissolve In God


Suatu saat Habib Umar Bin Abdurrahman Al Attas melakukan safar bersama para muridnya yang kebanyakan mereka adalah para remaja berusia muda. Penyusun Ratibul Attas itu diberi saran oleh para muridnya itu agar beristirahat sejenak sebab mereka juga sudah kelelahan. 

Habib Umar pun menerima saran tersebut. Lalu para murid menyiapkan tempat peristirahatan bagi beliau saat beliau masih melakukan sholat. Dalam benak para murid, pasti sholat beliau ini sebentar saja karena setelah perjalanan yang lumayan jauh serta di usia yang sudah lumayan sepuh pasti beliau sudah lelah.

Namun ternyata dugaan mereka meleset, karena ternyata sang Habib sangat lama melakukan sholatnya dan sang murid yang menunggu beliau malah yang kelelahan.

Setelah pagi menyingsing, mereka melanjutkan perjalanan kembali. Di tengah perjalanan terdengar suara gaduh. Habib Umar bertanya kepada para muridnya, suara apa itu. Muridnya menjawab itu suara warga desa (pedalaman) yang sedang berpesta (hajatan). 

Dalam pesta itu mereka menyediakan musik, khamr, campur laki-perempuan dsb. Dan pesta itu digelar sejak malam hari kemaren.

Habib Umar pun heran dan bertanya, "Apakah mereka tidak capek dengan semua itu?"

Salah seorang muridnya menjawab, "Karena sudah kadung keasyikan dan nikmat nampaknya mereka seolah lupa dengan yang namanya lelah, Habib."

Habib Umar pun menjawab, "Ajib, itu pulalah jawaban dari pertanyaan kalian semalam saat bertanya apakah aku tidak lelah melakukan sholat selama itu, aku tidak merasa lelah sebab sudah merasa nikmat dengan ibadahku. Maka aku lupa dengan kepenatanku."

Nampak ada rasa malu tergambar di wajah para muridnya mendengar jawaban sang guru.

"Jika mereka yang berpesta dengan kemaksiatan seperti itu bisa lupa akan capeknya karena larut dalam nikmatnya maksiat, maka lebih berhak mana antara lupa pada kelelahan dengan sebab bermaksiat atau lupa pada kelelahan dengan sebab taat kepada Allah?" tanya sang Habib menutup pembicaraan. 

***

Kisah nyata itu kami sarikan dari ceramah Habib Hasan Bin Ismail Al Muhdor Pengasuh Ma'had Ahbabul Mustofa Probolinggo yang juga murid dari Habib Umar Bin Hafidz Tarim Hadramaut dalam salah satu kajian rutin kitab Tasawuf Al Hikam.

BACA JUGA

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama