COBAAN ULAMA
Oleh : Dr. Kholili Hasib, M.Ag*
Pewaris Para Nabi |
Imam Abu Hasan al-Syadzili menyebut cobaan yang menimpa ulama ada empat: Kegembiraan musuh karena ujian demi ujian yang menimpanya, celaan dari sahabat-sahabatnya, hinaan dari orang bodoh, dan iri hati dari orang berilmu.
Ibnu Athoillah al-Sakandari mengatakan: “Sesungguhnya Allah Swt sengaja melimpahkan gangguan kepadamu dari tangan-tangan manusia supaya engkau tidak jinak kepada manusia. Allah hendak membatmu jemu dari segala sesuatu agar tidak ada sesuatu yang menyibukkan engkau dari Allah Swt” (Ibnu Athoillah, al-Hikam).
Artinya, maksud Allah memberi ujian kepada hambanya yang shalih supaya hamba tersebut tidak terlalu bergantung kepada makhluk. Mengurangi ta’alluq (ketergantungan) kepada manusia, dan menguatkan ta’alluq terhadap Allah Swt.
Seorang manusia yang terbiasa diperlakukan dengan hormat, lembut, dan penuh pujian akan membuat manusia itu tinggi hati, merasa tidak lagi butuh dengan Allah Swt.
Disaat para ulama selalu dipuja-puji para pencintanya, maka Allah swt memberi ujian kehinaan supaya ulama ini tidak terlena dengan pujian pecintanya.
Keterlenaan menumbuhkan kesombongan yang justru bisa menjatuhkan derajatnya di sisi Allah karena terkotori oleh sifat takabur.
Seorang berilmu terbiasa dihormati orang, hidup dalam kenyamanan. Keinginannya selalu terpenuhi. Kemudian tiba-tiba mendapat musibah diganggu manusia. Maka sebenarnya itu bukan musibah. Tapi kenikmatan yang besar baginya. Sebab, gangguan itu membuatnya sadar, supaya ia tidak tergantung kepada manusia, tidak merasa bahwa manusia yang memberinya keuntungan. Akhirnya ia kembali kepada Allah Swt. Walla A'lam Bish Showab.
*Mudir Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan, Pasuruan. Dosen IAI Dalwa