KH Hasyim Asy'ari Tentang "Tuhan Tidak Perlu Dibela".
Oleh: Muhammad Saad*
Ngaji kitab Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari Kitab Risalah Ahlussunah wal Jamaah sampai pada bab tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat.
Pada pembahasan di awal Mbah Hasyim menjelaskan bahwa tanda-tanda hari kiamat ialah tidak adanya penolong dalam agama ini.
Beliau menyitir sebuah hadits Rasulullah Saw bahwa orang yg bersabar menjadi penolong Islam di akhir zaman ini seperti orang memegang bara api. Mbah Hasyim Asy'ari menuliskan demikian:
فصل في ذكر أمارات اقتراب الساعة. وهي كثيرة، منها عدم المساعد والمعاون على الدين، وهو قوله صلى الله عليه وسلم: {يَأَتِي عَلَى النّاسِ زَمَانٌ الصّابِرُ عَلَى دِينِهِ كالقَابِضِ عَلَى الْجَمْر}. رواه الترمذي عن أنس بن مالك رضي الله عنه
Menarik untuk dipahami, dalam pemikiran Pendiri Nahdlatul Ulama' ini ialah bahwa ketiadaan umat Islam menjadi penolong Agama adalah menjadi sebab sebagai tandanya hari akhir.
Ini memberikan penjelasan mafhum mukholafah bahwa Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari dalam pemikirannya mewajibkan bagi umat Islam untuk menolong Agama.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan mbah Hasyim sebagai berikut:
"Pertahankanlah agama Islam, berusahalah sekuat tenaga memerangi orang yang menghina al-Qur’an, menghina sifat Allah dan tunjukkanlah kebenaran kepada para pengikut kebatilan dan penganut akidah sesat. Ketahuilah, jihad dalam usaha memerangi (pemikiran-pemikiran) tersebut adalah wajib.” (Hasyim Asy’ari, Mawa’idz, hal. 33 dalam kompilasi kitab Hasyim Asy’ari, Irsyadu al-Sariy fi Jam’i Mushannafati al-Syaikh Hasyim Asy’ari)"
Beda halnya dengan pemikiran beberapa oknum Nahdiyin yang mengatakan bahwa tidak perlunya menolong Agama Islam. Atau gencar selama ini kita mendengarkan pernyataan bahwa "Tuhan tidak perlu dibela". Ini jelas bukan pemikiran orang-orang Nahdhiyin.
Jauh menurut Dr Alwi Al-Attas pernyataan tentang Tuhan tidak perlu dibela adalah bukan dari ajaran Islam. Pernyataan sumbang ini bersumber dari pemikiran liberal. Beliau mengatakan:
"Untuk menjawab pertanyaan di atas tidak (tuhan tidak perlu dibela), cukup hanya dengan menggunakan logika, perlu juga melihat apa yang tertulis di dalam Al-Quran, terlebih jika kita seorang Muslim. Dan bagi yang bukan Muslim, setidaknya mereka bisa memahami mengapa kaum Muslimin tergerak untuk membela agamanya."
Baik orang-orang lemah maupun Tuhan (atau agama) sama-sama perlu dibela, walaupun sebab pembelaannya berbeda. Orang-orang kecil dan lemah dibela karena mereka tak berdaya untuk membela diri. Ini sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan dan agama-Nya juga perlu dibela, karena alasan yang berbeda, bukan karena Dia lemah dan tak mampu menolong diri-Nya sendiri. Ini pun sesuai dengan ajaran Islam.
Jadi karena alasan apa Tuhan dan agama dibela? Pertama, karena hal itu diperintahkan oleh-Nya. Hal ini disebutkan di dalam Al-Quran:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُوٓاْ أَنصَارَ ٱللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ لِلۡحَوَارِيِّـۧنَ مَنۡ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِۖ فَـَٔامَنَت طَّآٮِٕفَةٌ۬ مِّنۢ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ وَكَفَرَت طَّآٮِٕفَةٌ۬ۖ فَأَيَّدۡنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ عَلَىٰ عَدُوِّهِمۡ فَأَصۡبَحُواْ ظَـٰهِرِينَ (١٤)
‘Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana ‘Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”….’ (QS 61: 14)
Kata yang digunakan pada ayat di atas adalah ansharullah yang bermakna penolong atau pembela Allah. Jadi jelas bahwa hal ini diperintahkan oleh Allah, bukan direka-reka oleh kaum Muslimin.
Tapi kalau Allah tidak memerlukan pertolongan kita, mengapa Dia perintahkan kita menolong-Nya? Jawabannya sama dengan jawaban atas pertanyaan berikut: “Jika Dia tidak memerlukan ruku’ dan sujud kita, mengapa Dia perintahkan kita menyembah-Nya?” Sebabnya adalah karena apa yang kita lakukan itu akan kembali faedahnya kepada diri kita sendiri. Kini kita akan lihat alasan lebih jauh mengapa kita perlu membela atau menolong (agama) Allah.
Kedua, agar menjadi jelas siapa yang membela agama-Nya dan siapa yang tidak. Ini seperti yang disebutkan di dalam Al-Quran: “… dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS 57: 25)
Dan ketiga, agar hal itu menjadi jalan bagi kita untuk mendapat pertolongan dari-Nya, terutama di saat tidak ada pembela dan pelindung lain selain daripada-Nya.
“Hai orang-orang mu’min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47: 7)
“Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah.” (QS 29: 22)
Saya cukupkan sampai tiga alasan ini saja. Semua ini sangat berarti bagi seorang Muslim, kecuali jika hatinya berpenyakit dan dipenuhi sifat munafik.
Tidak ada yang bisa memaksa jika seseorang berpandangan bahwa Allah dan agama-Nya tidak perlu dibela dan karenanya ia menolak untuk membela-Nya. Tapi ia tentu juga tidak mengharapkan pertolongan dan pembelaan dalam hal apa pun dari-Nya, termasuk saat ia nanti mati dan menghadap kepada-Nya".
Jadi jelas sekali, bahwa pemikiran tentang "Tuhan tidak perlu dibela", bukan lahir dari Nahdhatul Ulama, sebab Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari justru mewajibkan membela Agama.
Bahkan pemikiran itu bukan lahir dari Islam menurut Dr Alwi al-Attas. Pemikiran itu lahir dari pemikiran orang-orang yg sudah terkontaminasi aliran liberalilsme. Wallahu a'lam Bis showwab.
Source Video : https://youtu.be/atfokb9_v3I
*Alumnus PP Aqdamul Ulama Pandaan; Pengampu Majlis Ta'dib Pandaan
BACA JUGA
Kategori:
akidah aswaja
hadratus syekh hasyim asyari
Hasyim asyari
membela islam
Membela tuhan
nahdlatul ulama
tuhan tidak perlu dibela