Dalam sebuah hadits disebutkan :
علماء امّتي كأنبياء بني اسرائيل
Ulama-ulama di kalangan umatku seperti Nabi-Nabi Bani Israel.
Artinya walaupun sudah tiada Nabi, yakni selepas kewafatan Sayyidina Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, namun ulama di kalangan umatnya tetap mendapat pahala sama seperti Nabi di kalangan Bani Israel sekiranya mereka menjalankan tugas dengan baik.
Diceritakan di dalam mimpi seorang ulama, Imam Ghozali (ulama di kalangan umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam) pernah bertemu dengan Nabi Musa Alaihis Salam (Nabi di kalangan Bani Israel) di alam arwah. Awalnya Nabi Musa Alaihis Salam bertanya kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam di alam arwah.
Nabi Musa bertanya,"Wahai Rasulullah apakah benar engkau yang mengatakan bahwasannya ulama-ulama di kalangan umatmu seperti nabi-nabi Bani Israel ?
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam menjawab,"Ya benar!
Nabi Musa Alaihis Salam,"Ulama’ seperti apa yang engkau maksud wahai Rasulullah dan dimana dia? {seakan tidak percaya}. Maka ulama’ yang dipanggil oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam ialah Imam Al-Ghozali.
Nabi Musa As bertanya kepadanya seakan mengujinya, "Siapa namamu ?"
Imam Ghozali menjawab, "Namaku Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali.
Nabi Musa berkata kepadanya,"Apakah ini yang disamakan dengan nabi Bani Israil wahai Rasulullah?"
"Bukankah aku tidak tanya nama ayahmu dan datukmu, aku hanya tanyakan siapa namamu," demikian kata Nabi Musa sambil menghadap kepada Imam Ghozali.
Lalu Imam Ghozali meminta izin kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, "Sudikah engkau ya Rasulullah untuk mengizinkan aku menjawab Nabi Musa?"
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam pun berkata,"Silahkan!"
Lalu Imam Ghozali berkata kepada Nabi Musa, "Jika saya bersalah kepadamu saya minta maaf, tetapi anda telah bersalah kepada Allah dan anda tidak meminta maaf."
Nabi Musa sangat terkejut dan berkata,"Apa salahku kepada Allah?"
Imam Ghozali menjawab,"Bukankah Allah telah bertanya kepadamu,"Dan
yang di tangan kananmu itu wahai Musa?" (QS. At Toha ayat 17).
"Seharusnya anda cukup menjawab di tangan kananku adalah tongkat, tapi anda malah menjawab panjang lebar.
Nabi Musa memang menjawab secara panjang lebar : Ini ialah tongkatku, aku bertekan atasnya semasa berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu. (QS. At-Toha ayat 18)
Nabi Musa lalu berkata,"Tuhan itu adalah kekasih kita, maka aku mengambil peluang itu untuk bercakap panjang lebar dengannya."
Imam Ghozali pun mengatakan,"Begitulah aku, anda juga adalah kekasihku, maka aku juga mengambil kesempatan untuk bercakap panjang lebar dengan anda."
Inilah bukti kecerdikan Imam Ghazali, salah satu ulama kebanggaan umat ini. Beliau menjawab pertanyaan Nabi Musa Alaihis Salam persis dengan apa yang dilakukan olehnya saat ditanya oleh Allah Swt.
Wallôhu a'lam bis showâb
(Tafsir Rûhul Bayân karya Syeikh Isma'il Haqqi al Hanafi 1/330)
(Diedit oleh : Senyapena)
BACA JUGA
Kategori:
alghazel
Imam ghozali
kehebatan imam ghazali
keunggulan umat nabi muhammad
kisah nabi musa
moses
nafaszaman
sufi
tasawuf