Antara Titanic Dan Corona

Mahakarya Kesombongan

Kisah Kesombongan Manusia Kepada Tuhannya

Oleh : Muhammad Syafii Kudo

Memasuki bulan April ini masyarakat dunia masih dihantui oleh "hantu" Corona. Pandemi global yang entah sampai kapan akan berakhir ini masih menjadi "musuh" bersama bagi umat manusia zaman ini.

Padahal jika direnungkan  lebih dalam, setiap akibat pasti ada musababnya. Entah kebetulan atau tidak, virus Covid 19 yang pertama kali mewabah di Wuhan China pada akhir tahun 2019 tersebut hampir berbarengan dengan "proklamasi" kecongkakan seorang pemimpin negara adidaya baru.

Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (1/10/2019), Presiden Xi Jin Ping menyampaikan pidatonya dalam rangka peringatan ke 70 berdirinya negara China di Mimbar Tiananmen yang menjadi tempat bersejarah di mana pendiri China, Mao Zedong, menetapkan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949 silam.

Dalam pidatonya, Presiden Xi memuji 'mimpi rakyat China' dalam peremajaan nasional, yang menjadi visi besar untuk memulihkan kejayaan China di masa lalu.

"Tidak ada kekuatan yang bisa mengguncang fondasi dari negara yang hebat ini," tegas Presiden Xi dalam pidatonya.

"Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan rakyat China dan negara China untuk terus maju," ujar pemimpin China yang paling berpengaruh setelah Mao Zedong itu. (https://detik.com/news/internasional/d-4729166/peringatan-70-tahun-xi-jinping-tak-ada-kekuatan-yang-bisa-guncang-china/1).

Dan akhirnya kecongkakan itu harus dibayar dengan sesuatu yang tak terduga yang kini dirasakan oleh hampir seluruh manusia di kolong langit.

Ya, wabah Covid 19. Sesuai pidato presidennya, China yang kini jadi negara adidaya ekonomi baru dengan kekuatan militer urutan ketiga di dunia di atas kertas memang sulit dikalahkan bahkan oleh Amerika Serikat sekalipun.

Namun mereka lupa bahwa yang Maha Adidaya (العزيز) dan (القهار) di alam ini hanyalah Allah Swt semata.

Hanya dengan pasukan tak kasat mata berupa virus nyatanya kini dunia tumbang. Dan semuanya dimulai dari China yang dengan pongah mengatakan tak akan ada yang bisa mengalahkannya. 

Tak ayal kesombongan manusia era android yang mulai menuhankan akalnya kini diuji lewat wabah Covid 19 ini.

Berbicara ihwal kesombongan, sejarah telah mencatat banyak kisah kecongkakan lintas zaman yang bermuara pada kehancuran.

Tersebut Namrudz yang pongah mendaku sebagai Tuhan namun berakhir lewat sengatan nyamuk. Ada pula Fir'aun yang sombong dan tutup cerita di laut Merah juga pernah diserang oleh kutu, belalang, katak dan darah dan masih banyak lagi.

Dan salah satu kisah masyhur tentang kesombongan manusia yang terekam di abad modern adalah kisah tenggelamnya Titanic yang kebetulan terjadi pada tanggal 14 April ini.

14 April 1912 kapal uap terbesar di dunia saat itu tenggelam setelah menghantam bongkahan es di laut sekitaran Newfoundland Samudera Atlantik.

Tenggelamnya kapal berbobot 52.310 ton  yang oleh perusahaan pembuatnya dijuluki sebagai "The Unsinkable" alias tak pernah bisa tenggelam itu menewaskan lebih dari 1500 orang termasuk sang pembuat kapal.

Thomas Andrews sang arsitek ketika diwawancarai oleh reporter tentang keamanan Titanic dengan sombong berkata bahwa keamanan kapal yang dibuatnya sangat aman bahkan Tuhan sekalipun tidak mampu menenggelamkannya.

Kesombongan tidak berhenti di situ saja, Titanic yang mampu membawa 64 sekoci ternyata hanya membawa 16 sekoci akibat keyakinan berlebihan atas ketangguhannya.

Bahkan kapten kapal, Edward Smith, yang menerima sejumlah peringatan tentang adanya gunungan es melalui telegraf nirkabel, tidak meminta krunya untuk memperlambat laju kapal atau mengubah haluan.

Operator radio lebih peduli menyampaikan pesan pribadi kepada para penumpang daripada melanjutkan peringatan gunung es tersebut. (https://liputan6.com/bisnis/read/770686/titanic-kisah-abadi-sang-kapal-mewah-yang-congkak)

Dan akhirnya mahakarya kesombongan itu ditenggelamkan oleh Allah Swt. Bukan oleh hal yang besar namun oleh hal sepele yakni gundukan es. Kapal raksasa yang ditujukan untuk menaklukkan "air" (samudera) nyatanya ditaklukkan oleh "air" beku berupa gundukan es.


Inilah beberapa ceritera kesombongan manusia yang akhirnya berakhir dengan bencana. Semua itu terjadi sebab Allah Swt sangat benci kepada kesombongan.

 Ø§ِÙ†َّÙ‡ُ Ù„َا ÙŠُØ­ِبُّ الْÙ…ُسْتَÙƒْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl : 23). 

Karena yang paling berhak untuk sombong hanyalah Allah SWT. Barangsiapa yang sombong maka dia akan "diperangi" oleh Allah sebab dia seolah mengambil hak Allah Swt.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, Allah Swt berfirman, “Keperkasaan adalah sarang-Ku dan kesombongan merupakan selendang-Ku. Barangsiapa merebutnya dari-Ku maka Aku akan menyiksanya,” (HR Muslim [2620]).

Wal hasil wabah Covid 19 yang berawal dari kesombongan dan awalnya diremehkan oleh para petinggi di negeri ini bisa jadi pelajaran bagi kita semua.

Jangan sampai peremehan berujung kesombongan itu dilanjutkan. Kita bisa belajar dari kasus Titanic, Namrudz juga Fir'aun bahwa tidak ada kebaikan sama sekali dari perilaku sombong.

Kesombongan dan peremehan seperti mengatakan bahwa Covid 19 tak akan bisa masuk ke Indonesia karena izinnya susah; Covid 19 bisa sembuh sendiri; Covid 19 seperti flu biasa atau bisa disembuhkan dengan susu kuda liar yang pernah dilontarkan oleh para petinggi negeri ini merupakan hal yang tidak pantas diucapkan oleh insan bertauhid.

Karena di saat negara lain dilanda wabah tersebut alih-alih mengambil pelajaran dan mempersiapkan diri, ternyata mereka malah asyik melontarkan statement yang tak berfaidah dan terkesan meremehkan. Yang mana hal itu bisa masuk dalam kategori sombong yang amat dimurkai oleh Allah Swt.

Sebab Rasulullah Saw telah mengingatkan kita bahwa, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H.R. Muslim). Menolak masukan para ahli mengenai bahayanya Covid 19 dan malah mengolok-oloknya sebagai candaan. Dan bahkan meremehkan pendapat manusia (orang lain) yang sedari awal telah mengingatkan resiko wabah Corona tersebut. Wallahu A'lam Bis Showab. (Senyapena)

BACA JUGA

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama