Jangan Merasa Iman Sudah Aman Oleh : Muhammad Syafii Kudo |
Iman |
Habib Abdullah Bin Abdurrahman Al Muhdor (Hadramaut) yang kini bermukim sementara di Pasuruan Jawa Timur bercerita bahwa pada zaman Abu Yazid Al Bustomi Ra. pernah terjadi kasus pencurian yang aneh. Yaitu pencurian kain kafan.
Setelah diselidiki dengan seksama, akhirnya si pencuri tersebut tertangkap dan dihadapkan kepada hakim. Setelah duduk di kursi pesakitan, si pencuri diintrogasi oleh hakim.
"Berapa kali kau telah mencuri kain kafan?" tanya hakim.
Hakim bertanya demikian sebab yakin bahwa kejahatan itu bukan yang pertama kali dilakukan.
Kata Habib Abdullah Al Muhdor, Allah Swt karena saking rahmatnya kepada hamba-Nya , Dia selalu menutup aib hamba-Nya. Sehingga tidak membuka aib (kejahatan) hamba-Nya pada kejahatan yang pertama si hamba sebab bisa jadi nanti dia bertobat.
Allah baru akan mengizinkan aib (kejahatan) itu terbongkar manakala si hamba sudah melakukannya berulang kali. Setelah hakim bertanya demikian, si pencuri menjawab,
"Aku telah melakukannya sebanyak seribu kali."
Kemudian si pencuri melanjutkan kisahnya. "Ketahuilah bahwa dari seribu jenazah yang kain kafannya aku curi, semua jenazah tersebut aku saksikan telah berubah posisi membelakangi kiblat kecuali satu jenazah saja."
Sontak hakim dan semua yang hadir menangis histeris. Karena orang yang jenazahnya membelakangi kiblat adalah tanda bahwa mereka mati dalam keadaan su'ul khotimah. Padahal mereka secara dhahir adalah kaum mukmin. Namun ternyata di akhir hayatnya malah ditakdirkan mati secara tidak baik.
Mereka semua menangis karena rasa takut kelak mengalami hal serupa. Lantas apa yang membuat mereka mengalami mati su'ul khotimah? Habib Abdullah Al Muhdor mengatakan bisa jadi karena ada suatu kejelekan di dalam hati mereka kepada Allah Swt.
Bisa jadi mereka memiliki prasangka buruk kepada Allah semisal meragukan jaminan rejeki dari Allah seolah-olah rejeki itu berasal dari hasil pekerjaannya saja.
Dan yang paling banyak penyebab su'ul khotimah adalah manakala si mayit semasa hidupnya memiliki akidah yang menyimpang semisal menyerupakan Allah dengan makhluk; membenci ahlul bait Nabi dan para sahabatnya; benci kepada sunah-sunah Nabi dll.
Kisah nyata tersebut mengajarkan kepada kita bahwa jangan pernah merasa aman dengan kemapanan iman kita. Karena yang paling menentukan adalah bagaimana akhiran kita, khusnul khotimah ataukah su'ul khotimah.
Para Arifin Billah mengatakan bahwa kebanyakan manusia takut tidak masuk surga serta takut jika kelak dimasukkan neraka. Namun para Arifin tidak, yang paling mereka takutkan adalah mati dalam keadaan su'ul khotimah, mati tidak membawa iman. Na'udzu Billah.
Maka jangan pernah merasa aman daripada kehilangan iman. Sebab kita tidak pernah tahu akhir hayat kita. Cukuplah kisah Bal'am Ba'uroh dan Barsiso bagi kita. Bagaimana dua tokoh paling alim di zamannya itu akhir hayatnya ternyata menjadi kafir.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق ” إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda, – dan beliau adalah orang yang jujur dan dibenarkan – “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 hal: rezeki, ajal, amal dan celaka/bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Bad’ul Khalq).
Tugas kita hanya beramal dan selalu berdoa agar Allah menyelamatkan iman kita.
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” (HR. Muslim no. 118). Wallahu A'lam Bis Showab.
BACA JUGA
Kategori:
akidah yang selamat
aswaja
fitnah akhir zaman
kisah bijak
kisah sufi
menjaga iman
nafas zaman
pencurian mayat
sufi
wise story
yazid bustomi
zaman fitnah