Sebagai manusia akhir zaman kita sudah merasakan sendiri bagaimana banyaknya krisis terjadi di dunia ini. Mulai dari krisis ekonomi, politik, geopolitik, dan sebagainya. Namun salah satu yang paling membahayakan adalah krisis keteladanan. Banyak kita dapati para sosok yang dalam jepretan kamera seolah bagaikan tak terdapat aib sama sekali pada dirinya. Namun perlahan kebusukan mereka kian hari makin terkuak. Mulai dari skandal korupsi, asusila, amoral dsj yang bisa membelalakkan mata kita. Di tengah krisis Uswah itulah kita harus dapat mencari sosok teladan sejati yang bisa kita contoh dan tapaki lakunya. Dalam Al Qur'an ada satu sosok yang bukan seorang Rasul juga bukan seorang raja namun namanya tenar sehingga diabadikan sebagai nama salah satu surah dalam Al Qur'an. Lukman Hakim namanya. Sang bijak bestari yang petuahnya banyak dikutip hingga akhir zaman. Berikut ini beberapa petuah beliau yang layak kita jadikan pelajaran bagi kehidupan kita.
Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.
Nasehat Lukman Al-Hakim Pada Anaknya
"Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."
"Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."
"Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta(hura hura) . Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta(hura hura) akan membangkitkan nafsu duniamu."
"Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."
"Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."
"Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."
"Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
Demikian petuah bijak Lukman Hakim yang bisa kita amalkan di akhir zaman ini. Semoga kebijaksanaan beliau menular kepada kita. @senyapena
Demikian petuah bijak Lukman Hakim yang bisa kita amalkan di akhir zaman ini. Semoga kebijaksanaan beliau menular kepada kita. @senyapena